Jumat, 09 Desember 2011

Naskah Wayang

Art & Theatre Director Gaperto Art Commubity, Didid Endro S telah berhasil menulis cerita wayang kulit yang berjudul Wahyu Kinayungan. Naskah ini bercerita tentang kondisi negeri saat ini. Akan tetapi dibesut dalam kemasan etnik Jawa dengan sedikit sentilan kritik sosial yang apik. Sedang Wahyu Kinayungan dimaksudkan adalah sebuah Wahyu Kemakmuran atau Kejayan sebuah Negeri.
Untuk mendapatkan wahyu tersebut, beberapa tokoh dalam kelompok pejuang keadilan harus benar-benar tulus dan murni untuk kepentingan rakyatnya tanpa tendensi apapun dalam upaya pembersihan negeri dari segala bencana akibat ulah para penguasa negerinya.
Wahyu Kinayungan juga bukan berupa sesuatu yang bisa dipegang ataupun dibawa kesana kemari, melainkan berupa sebuah ruh yang membantu dan menuntun penerimanya ke arah kebaikan yang hakiki.
Saat ini, Didid Endro S menunggu dhalang siapa yang berani mementaskan cerita tersebut untuk pertama kali. Seperti rencananya, pentas wayang kulit karya Didid ini akan dipentaskan pertama di halaman sanggarnya sekaligus melengkapi even catur wulan setiap tahunnya.
hal ini dimaksudkan agar masyarakat sekitar tergugah kembali dalam mengenali budaya sendiri tanpa harus terkoptasi oleh budaya-budaya asing tanpa filter.
Semoga berhasil
Salam......

Selasa, 06 Desember 2011

KIRAB SRAWUNG BUDAYA GIRI SAMUDRA







Gaperto Art Community (GAC) mengusung barong raksasa diikuti dua barong kecil, 20 penari kuda lumping, 20 penari topeng dan 4 warok dalam acara Kirab Budaya Sedekah Bumi dan Sedekah Laut Desa Jambu-Mlonggo-Jepara yang bertajuk SRAWUNG BUDAYA GIRI SAMUDRA pekan lalu.
Acara ini merupakan pertama kali dilakukan penggabungan antara perayaan sedekah bumi dengan sedekah laut yang pada tahun-tahun sebelumnya dilakukan secara terpisah baik jadwal maupun agenda acaranya.
Dengan hadirnya Barong Raksasa karya GAC ini, acara kirab budaya menjadi lebih semarak dibanding tahun sebelumnya. Selain rute kirab yang lebih panjang, atrksi barong raksasa yang dinaiki dua warok dengan pecutnya menjadi pusat perhatian masyarakat yang menyaksikannya.
Lebih menarik lagi, banyak warga masyarakat dari luar desa bahkan dari luar kota yang berbondong-bondong datang ke Desa Jambu untuk menyaksikan barong berukuran super jumbo tersebut.
Barong berukuran panjang 17 m, lebar 5,4 dan tinggi 5 m ini berjalan menyusuri sepanjang jalan kurang lebih 8 KM dengan dikendalikan oleh 12 orang dari sanggar Gaperto yang berdomisili di Desa Jambu pula. 
Awalnya, masyarakat tidak percaya kalau ada barongan berukuran sebesar itu. Tetapi setelah menyaksikan secara langsung, mereka menjadi terbelalak dan spontan sorak soraipun terlontar serentak. Lebih histeris lagi ketika barongan tersebut juga bisa dimainkan seperti barongan pada umumnya.
Menurut pencipta barongan raksasa sekaligus pengasuh sanggar seni Gaperto, Didid Endro S, pihaknya merasa senang bisa menyuguhkan hal terbaik dalam even di desanya berdomisili. Ia berharap semoga barongan yang diciptakan bersama anak-anak di sanggarnya bisa menjadi kebanggaan tersendiri bagi daerahnya.
"Saya tidak ada pamrih apapun terhadap karya ini. Saya hanya berharap semoga bisa menjadi tambahan daftar karya budaya masyarakat di sini. Ini murni karya anak bangsa kok" tandas Didid.
Untuk memudahkan perjalanan dan efisiensi jumlah personil pemain barongan raksasa ini, Didid sengaja merubah konstuksi. Barong yang semula dimainkan 18 orang, setelah dikasih roda cukup dimainkan 12 orang saja. *** gac

Jumat, 02 Desember 2011

BARONG RAKSASA JADI OBYEK WISATA BARU



Munculnya Barongan Raksasa karya Gaperto Art Community Jepara mendadak menjadi Obyek Wisata Baru bagi masyarakat Jepara dan sekitarnya. Barongan raksasa ini dipentaskan pertama kali di alun-alun Kota Jepara dalam rangak hari Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) se-dunia, April lalu.
Dalam acara tersebut, selain Barong Raksasa berukuran lebar 5,4 m, tinggi 5 m, dan panjang 17 m, juga diikuti dua barongan berukuran standar, 20 penari kuda lumping, 20 penari topeng serta 3 penari gambyong. Seluruh perangkat pertunjukkan, mulai dari barongan kecil dan besar, topeng dan kuda lumpingnya merupakan murni karya sanggar seni gaperto yang berdomisili di Kampoeng Kawuya Jambu-Mlonggo-Jepara.
Menurut Art & Theatre Director Gaperto Art Community, Didid Endro S, penciptaan barong raksasa tersebut sengaja dilakukan untuk mendukung LSM Celcius Jepara yang beregerak di bidang lingkungan dan seni budaya dalam upaya perlindungan dan pelestarian karya budaya bangsa.
Selanjutnya, barong Raksasa tersebut diharapkan bisa menjadi ikon Jepara selain sebagai kota ukir. "Kami sekedar membuktikan bahwa seniman kampoeng seperti kami juga bisa melakukan hal baik bagi bangsa ini. Khususnya di bidang seni budaya", tegas Didid Endro S *** gac